Banyak orang mengagungkan arti SETIA tapi sulit untuk megaplikasikannya.
Napa saya bisa mengatakannya demikian, karena setelah mencoba menjalaninya dan memperhatikan perilaku orang-orang disekitar saya, ternyata proses menuju setia tidak berpihak pada-“nya”, ada yang terjerumus dengan ketidakpastian koneksi, ada yang terbelenggu dengan pengkhianatan dan ada yang trauma dengan ketidakpercayaan terhadap kata SETIA.
Tidak bisa meyalahkan salah satu pihak disini, siapa yang mau mempertahankan kesetiaan haruslah berjuang atas dasar SETIA.
Setia pada pekerjaan, setia pada atasan, setia pada tugas, setia sama keluarga, setia sama janji, setia sama komitmen.
Banyak orang baik yang bisa kita temui di dunia ini, namun sayang orang-orang baik ini belum tentu SETIA…
Apa bisa indicator baiknya setiap individu dilihat dari kesetiaan yang ia punya?
Baik itu relative adanya, tapi saya bisa mengambil kesimpulan bila tolak ukur menilai baiknya seseorang adalah : SETIA.
Lagi-lagi setia, yang dibicarakan disini adalah sampai kapan kita bisa bertahan hidup dengan ketidaksetiaan.
Bila kehidupan kita bisa diputar seperti kaset/CD yang bisa di-replay, wah saya mau hidup ini bisa diulang kembali pada masa kanak-kanak dulu yang penuh dengan kepolosan dan kejujuran, tapi sayang itu tak akan mungkin terjadi, karena hidup ini bagaikan siklus yang mau tidak mau harus kita lewati prosesnya menuju akhir-nya kelak.
Terima kasih untuk sobatku yang memberikan inspirasi padaku tentang arti pertemanan (yang tidak setia)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar