Nilai Kehidupan yang bisa kita ambil di tahun 2023
Kasus yang saat ini
membuat heboh, mereka adalah keluarga Kristen yang baik . Pada intinya begitu.
Namun karena banyak
harta dan kekuasaan serta kekayaan , kita bisa menyaksikan dengan kasat mata setiap
sidang perkara kehidupan mereka. Emosi dan Ke-Egoisan yang membutakan mata hati
Nurani dan akal sehat.
Itu baru sidang
perkara di dunia. Semua bisa ditutupi, di dramatisirkan atau di ubah-ubah
scenario sesuai kesepakatan.
Jaman sekarang media
sosial banyak memberikan banyak dampak positif bagi kita untuk belajar tentang hukum
dan persidangan , belajar tentang kejujuran, belajar tentang tipu muslihat ,
belajar tentang banyak hal tentang nilai-nilai kehidupan. Mau hal yang positif
atau hal yang negative tergantung pilihan hidup kita masing-masing.
Kita saja dalam hidup
berkeluarga, bersaudara, dalam hubungan pekerjaan dengan orang lain saja, bisa tau kalau mereka sedang berbohong atau
sedang tidak menyukai kita. Apalagi kasus yang notabene hidup seatap bersama
keluarga kaya raya yang dianggap keluarga namun nyatanya menjadi boomerang.
Dari kisah ini bisa
kita ambil kesimpulan.
Dimanapun kita
berada, entah itu di tempat yang menyenangkan maupun tempat yang kurang
mengenakkan, senantiasa kita tetap selalu memfilter orang-orang yang kita
temui, mau yang usia muda atau yang sudah tua, pelajari karakter mereka, karena
sesungguhnya kita manusia punya feeling/suara hati yang baik yang selalu
mengingatkan kepada kita dalam situasi apapun.
Beradaptasi dengan
lingkungan sekitar dan tetap jaga lisan, sopan santun di mana kaki kita
berpijak.
Terkadang kita berada
atau hidup di tempat yang bagus namun kadang bertemu dengan pribadi/personal
orang-orang yang kurang menyenangkan atau memberikan rasa nyaman. Namun kadang kita
berdampingan dengan orang-orang yang baik hati dan respect sama kita meskipun
berada pada tempat yang kurang mengenakan.
Dulu aku termasuk typical pribadi yang idealisme tinggi, bila ada yang menyakiti hati dan perasaan kita, kita harus membalasnya, itu dulu, sifat egoisku yang masih tinggi dan belum berpikiran dewasa, namun dengan berjalannya waktu, dengan banyaknya pengalaman hidup dan bertambahnya usia, pikiran sudah mulai terbuka bahwa dulu sewaktu masa muda kita, kita sering memberontak atau berlawanan pendapat dengan nasehat orangtua, merasa sudah dewasa padahal masih berpikiran kekanakkan, padahal orangtua mengajarkan banyak hal positif dan kebaikan kepada kita, namun setelah mereka telah TIADA baru kita menyadari bahwa Tindakan orangtua dulu yang selalu mengalah , tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, cukup berserah kepada TUHAN, tetap berbuat baik, ternyata itu adalah ajaran yang tidak semua orang bisa jalani yakni “ IKHLAS “
Biarkan campur tangan
TUHAN yang menyertai kita. Niscaya semua keturunan kita akan selalu diberkati
dimanapun kita berada yakin dan percaya bahwa
kita akan selalu dipertemukan dengan lingkungan yang baik dan
orang-orang yang baik serta dijauhkan dari lingkungan buruk dan orang-orang
yang jahat.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar