Jangan salahkan diri sendiri kalau hingga saat ini, kamu masih mencari yang namanya “Kebahagiaan”.
Sampai ke ujung pelosok dan dunia sekalipun kita tak akan mendapatkan kebahagiaan sejati bila tak ada pengorbanan sedikitpun yang kita berikan kepada diri kita.
Seorang teman menanyakan kepada saya, kapan kamu menikah, ini adalah pertanyaan yang sulit untuk dijawab (hanya untuk saat sekarang) karena bukan itu kebahagiaan yang saya cari. Justru yang ingin saya dengar adalah apakah pasangan saya sudah siap lahir dan batin untuk menikah.
Siap atau tidak siap ternyata jawaban yang sangat sulit. Saudara saya berkata “mau tidak mau kamu harus siap” karena di balik pernyataan “mau” banyak hal yang dikorbankan.
“Apakah kamu pintar masak?”, tanya Pin kepadaku. Sejenak ku terdiam dan sambil tersenyum sipu aku menjawabnya, ”aku bisa memasak tetapi tidak begitu pintar layaknya chef terkenal”.
“Apakah kamu suka jajan/makan di restoran (atau makan jajanan menu di luar rumah)?”,tanyanya lagi, dengan cepat aku menjawab “kadang-kadang”. Dalam pikiranku sepertinya dia hendak mengetestku dengan pertanyaan simple tapi mengandung makna dibalik itu semuanya.
Apapun yang ingin diketahui akan kujawab sebisaku untuk jujur kepadanya bahwa seperti inilah diriku.
Aku langsung beranjak dari tempat dudukku menuju pantri dan mengambil segelas air karena seketika terasa kering tenggorokan ini. Apa yang ingin banyak diketahuinya. Tuhan tolong aku karena aku tak mau kehilangan dirinya bila ada kekurangan pada diriku yang membuatnya akan jauh dariku.
Aku kembali lagi ke ruang depan dan baru saja duduk, tiba-tiba katanya, “kamu kelihatan gugup sekali, ada apa?”
Aku tak bisa berkata apa-apa, memang benar aku tampak gugup dan aku tak bisa membohongi diriku kalau aku sangat gugup saat ini. “Bisakah aku meminta segelas air putih? Aku haus sekali, pintanya padaku.
Oh, dengan senang hati sekali aku mengambil segelas air untuknya dan sekarang giliranku untuk bertanya kepadanya, kamu benar-benar haus atau gugup? Jawabnya: aku haus aku tidak kelihatan gugup.
“Sebenarnya apa yang ingin kamu ketahui dariku dan mengapa?”, tanyaku
Ia menjawab : “aku hanya ingin menjalin hubungan serius denganmu dan aku ingin tahu banyak tentangmu”.
Aku berkata padanya, tak usah bertanya lagi biar aku saja yang menjelaskannya.
ASI is my name. Jika kamu benar-benar ingin serius denganku cintai aku apa adanya, tak usah banyak tanya lagi karena dengan berjalannya waktu kamu juga akan tahu tentang diriku, sudah 3 tahun kita menjalani hubungan dan baru saat ini kamu menyatakan keseriusan hubungan ini artinya kamu sudah seharusnya tahu tentang sifatku. Apa yang ingin kamu ketahui? Masa laluku atau masa depan kita? Sebenarnya pertanyaan yang cocok buatmu adalah apakah kamu sudah siap untuk serius? Karena tentunya dibalik keseriusan ini yang kita cari adalah kebahagiaan. Dan tidak ada kebahagiaan diperoleh secara gratisan, semuanya penuh pengorbanan dalam proses kehidupan yang kita jalani. Sekali lagi, apa kamu sudah siap?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar