Kamis, Agustus 07, 2014

Refleksi hati di bulan Agustus

Tak terasa sudah bulan Agustus 2014, wow 4 bulan lagi sudah akhir tahun dan 2015 sudah di depan mata. Coba tengok 3 tahun yang lalu bagaimana nasib kita dulu, apakah semakmur sekarang atau stagnansi? Hmmm bukannya mau mengingat-ingat masa lalu namun sekedar merenungi segala aktifitas, jerih payah, kerja keras atau kemalasan yang kita dapat beberapa tahun terakhir.
Ada banyak cerita yang terjadi dalam diri kita maupun di sekeliling kita, sebagai bahan acuan, sebagai kaca pada setiap langkah hidup kita, kaca untuk mengaca diri kita, fisik kita, maupun perilaku kita, juga kaca spion untuk mengaca orang-orang di sekitar kita entah itu sifat, kebaikan maupun keburukan mereka, semuanya terekam dalam memori kita sendiri.

Bagi mereka yang berada pada titik keberuntungan, kesuksesan pastinya mereka punya cerita sendiri yang sudah terekam dalam setiap perjalanan mereka begitu pula saya, Anda dan kita.
Ada yang bersyukur, ada yang senang, ada yang sedih, ada yang masih melarat di jaman yang katanya' sudah Modern ini, bahkan ada yang selalu terus mengeluh dalam setiap perjalanan hidupnya. Pastinya cerita itu semua kita dengar dari banyak mulut yang selalu datang silih berganti baik melalui cerita, curahan hati, promosi via media sosial atau melalu layar kaca Alias media televisi, yang sekarang terang-terangan mempublikasikan kebohongan, kecurangan, manipulasi, gaya hidup glamor, penipuan, pembunuhan secara keji, pencemaran nam baik, pembunuhan karakter, perselingkuhan bahkan hal-hal yang buruk, hal negatif pun menjadi tidak terfertilisasi demi kepuasan, demi nilai jual dan demi keuntungan belaka, sehingga norma-norma agama, yang seharusnya dijunjung dan diamalkan pun terlewati begitu saja tanpa peduli nasib generasi-generasi berikutnya, bagaimana mental dan gaya berpikir mereka kelak.
Ya waktu begitu cepat berlalu. Tahun ini sungguh sangat berubah drastis dibandingkan dengan 3 tahun yang lalu.
Kemajuan teknologi semakin berkembang pesat, penuh dengan persaingan. Namun tidak semua orang bisa menggunakan dan memanfaatkan kemajuan teknologi untuk hal-hal yang positif.

Bahkan secara fakta tampak orang-orang hebat, yang diakui sebagai orang terhormat, cerdas, beriman dan pintar pun melakukan banyak hal-hal di luar norma dan ajaran agama.
Apakah tanda-tanda kiamat seperti inikah? Bahwa manusia lain dapat menguasai atau memakan sesama manusianya, dengan caranya yang kelihatan, maupun tak kelihatan.
Ditemukan pula manusia-manusia yang sudah tidak mempunyai hati nurani, yang meskipun sudah nampak kebobrokan perilaku mereka pun masih tampak berkuasa dan merasa baik-baik saja.

Keadaan jaman sekarang lebih berorientasi pada uang dan duniawi semata. Banyak orang yang membawa nama Tuhan dan agama demi keuntungan semata, banyak orang berdoa di depan umum, aktif dalam kegiatan kerohanian namun itu semua hanya demi dilihat orang, demi prestige, demi nama baik, demi kesibukan agar dipuja dan dipuji. Hm meskipun ada sebagian yang benar-benar Tulus melayani dalam rumah Tuhan, itupun bisa kelihatan secara kasat mata.

Apa yang kita cari dalam hidup ini adalah kedamaian jiwa kelak. Banyak orang ketakutan apabila ia tidak mempunyai uang di muka bumi ini, padahal Tuhan memberikan akal Budi pada setiap manusia untuk selalu berputar otak dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Banyak orang masih hanya memikirkan hidupnya di dunia ini untuk saat ini, padahal hidup yang sesungguhnya adalah di akhirat, di muka bumi hanyalah TRaNSiT.

Ketika kita bertemu dengan mereka yang nasibnya kurang beruntung mereka akan seolah-olah menyalahkan dirinya sendiri mengapa nasib mereka seperti itu, padahal nasib dan takdir setiap manusia bisa dirubah.

Ketika kita bertemu dengan orang yang menurut versi kita mereka nasibnya lebih beruntung daripada kita, namun sesungguhnya tak ada manusia yang lebih sempurna dalam kehidupan nyata, yang sempurna hanyalah tampak dari luar saja, namun ketidaksempurnaan akan nyata apabila kita melihat kehidupan mereka secara langsung ada luka borok, ada manipulasi hidup yang terselubung karena tidak semua manusia di dunia ini selalu terbuka dan mempromosikan hidupnya.

Jadi jangan pernah kita merasa atau menebak-nembak akan rezeki atau keberuntungan hidup manusia lain karena sesungguhnya Tuhan telah menyediakan rezeki yang sama dan adil bagi setiap manusia di muka bumi ini, tergantung manusia itu meningkatkan rezekinya secara halal atau tidak , memberdayakan hasil keringatnya secara benar atau salah. Karena segala yang terjadi di muka bumi ini baik yang terlihat maupun yang tak kelihatan akan kita pertanggungjawabkan SENDIRI bila saatnya tiba. Renungan dalam keheningan. Terima Kasih Tuhan Yesus semoga renungan ini menjadi berkah buat semua orang. Hanya Iman dan Kepercayaan Yang Teguh yang mampu memahami dan menaklukkan kejamnya dunia yang fana ini.