Senin, Agustus 04, 2014

Aturan Baku Yang Tidak Realistis

Dalam hidup bermasyarakat, berkeluarga, bersosialisasi di manapun kita berada, terkadang kita bertemu dengan aturan dan adat setempat yang sudah baku dan menjadi tradisi HARUS dan WAJIB. sehingga pertanyaan kecil saya, apa itu harus, apa itu wajib, seolah-olah tidak ada alternative lain yang bisa dijadikan solusi untuk disesuaikan dengan kondisi lingkungan atau personal. Aturan baku yang sudah berakar yang bila disesuaikan dengan perkembangan dan perubahan jaman sangat sulit untuk diterapkan pada situasi terdesak. karena masih berpedoman pada aturan baku tersebut. Entah harus diawali dengan kata apa, saya susah untuk mendeskripsikannya. Namun dalam hal ini saya hanya bisa berpedoman pada aturan agama saya, salah satunya cinta kasih sesuai dengan 10 perintah Allah, itu sudah merupakan aturan PASTI dan BAKU buat saya, di luar dari pada itu, segalanya bisa dirombak, bisa direvisi, bisa disesuaikan.

Apalagi berbicara soal adat istiadat yang terkesan rumit dan tidak disesuaikan dengan kemampuan, tidak sesuai dengan penghasilan, tidak sesuai dengan keadaan, dan terkadang di luar dari logika dan realita yang ada sehingga di saat sebagian orang tidak mampu untuk mengaplikasikannya, seolah-olah hal itu tidak boleh terjadi, karena akan timbul hal-hal aneh di masa yang akan datang. Hmmmmm Ada kalanya tersirat untuk tidak sependapat dengan aturan yang dibuat oleh manusia dan dijadikan baku meski harus bertolakbelakang dengan paham-paham yang ada. Tapi apa daya itulah realita yg tidak realistis. Apakah masa depan setiap orang bergantung pada aturan-aturan baku yg dibuat oleh manusia lain. Sehingga tidak boleh aturan baku itu dirombak oleh manusia lain karena dianggap itu adalah warisan dari leluhur yang dianggap baku lebih dari wahyu Tuhan Sang Penguasa Dunia ini?   Banyak berdoa, bekerja Keras, menghargai, menghormati, menabung, menolong yang membutuhkan, ikhlas, sabar, menurut saya itu adalah komponen penting untuk masa depan hidup. Sementara aturan-aturan baku yang menjadi tradisi sebagian orang itu hanyalah sebuah rutinitas, gengsi semata yang dipandang karena status sosial, kemampuan materi yang berorientasi pada UANG, sehingga di saat ada sekelompok orang yang berbeda merubah tradisi tersebut dianggap sudah LAIN, ANEH, SaLAH, dan tidak berpihak pada aturan baku. padahal perbedaan itu terjadi karena perubahan situasi, kondisi dan keadaan yang tidak berpihak pada kondisi yang lazimnya. Dan apakah lagi-lagi ini SALAH?  Ya, ini salah karena yang bilang salah adalah sebagian orang yang berpegang teguh pada aturan baku tadi. Yang terkadang tidak sesuai dengan Logika dan Realita namun itulah kenyataan hidup yang mau tidak mau harus kita alami dan lewati , toh menjadi pengalaman hidup tersendiri. Namun ku percaya aturan baku dalam hidupku adalah yang berasal dari Tuhanku Yang Empunya Hidup Ini. Amin.