Senin, November 02, 2009

BAHAYA LATEN

Ketika saat itu tiba, ada rasa yang tertusuk, sebenarnya apa yang membuat Nila jadi hilang akal. Kudekati Nila yang tiba-tiba berlari begitu kencangnya sampai di sudut jalan dan terhenti dengan ngos-ngosan....ada apa Nila, napa mukanya begitu pucat bak orang yang tertekan.
Malam itu sebenarnya entah angin apa, aku ingin ke tempat Nila , sekedar berbagi cerita dan melepas kangen, sudah 2 pekan lamanya saya tak pernah kontak via sms/ tlp bahkan bertemu muka dengannya. nomor ponselnyapun tak pernah aktif jadi ku berniat dan kebetulan malam ini tak ada kerjaan yang harus menguras tenagaku, sehingga langsung menuju kos-kostan Nila. Ya sekalian aku lagi punya beban yang ingin ku ceritakan pada Nila, siapa tau aja Nila bisa bantu.  Art , adalah nama sahabat terdekatku yang bisa dibilang dia selalu ada bila aku membutuhkan bantuannya..jangankan butuh bantuan, tidak  butuhpun pasti dia akan datang dengan sendirinya  dan pulang tak diantar hahaha, tapi Art sekarang sudah punya kehidupannya sendiri makanya waktu luang bersamaku sudah berkurang sampai tidak sama sekali.... aku begitu merindukan Art tapi bagaimana caranya ya...aku sangat meghargai keputusannya untuk tidak mau lagi bertatap muka denganku karena aku menolaknya saat ia mengatakan kalo ia suka sama aku. Untuk apa arti persahabatn yang sudah tererat harus berubah jadi cinta padahal ada jurang pemisah diantara kami.
Nila.....jadi lupa dengan persoalan Nila...kudekati dan kutanyakan sebenarnya apa yang terjadi, apa dia punya maslh yng lebih besar dariku?...semakin ku kejar, semakin Nila menjauh dariku, ada apa Nila .. ada yang salah denganku?  "Pergi...pergi kamu dari penglihatanku..aku benci kamu, teriak Nila. ada apa ini. saya semakin tidak mengerti dengan apa yang sedang terjadi, tapi saya tak hilang akal...saya langsung menelusuri t4 kost nya, siapa tau ada petunjuk disana.....Art? apa yang kau lakukan disini? apa yang terjadi, kok bisa kamu ada disini? terus napa dengan Nila..tiba-tiba Nila sudah ada di depan pintu dan dengan matanya yang sembab Nila menyampaikan  maaf yang sebesar-besarnya kalau dia sudah meyakiti dan mengkhianati aku dan Art. oh tidak kamu tidak sedikitpun menyakiti aku ..Art langsung menjawab , aku yang salah aku telah mempermainkan kalian berdua. aku mencintai mu tapi aku pun suka dengan Nila. tapi aku menjauh dari-mu karena kamu tidak memberikan reaksi sedikitpun, jadi aku lebih baik dekati Nila daripada susah-susah mendapatkanmu yang tak pernah mengerti perasaanku. tapi kusadari kalau kedekatanku dengan Nila tidak membuatku berhenti untuk mencintaimu, Nila hanya pelarianku saja. aku tahu klo kamu akan mengunjungi Nila. karena selama ini aku mengikutimu.
ya ampun kedua sahabatku diam-diam menyembunyikan sesuatu, kepada siapa lagi yang bisa aku percaya sementara sahabat2ku sendiri tak pernah berusaha berkata jujur padaku. padahal masalah ini sangat simple...mereka bisa saling menghancurkan satu sama lain hanya karena apa yang diinginka tidak tercapai....batal-lah niatku untuk bercerita tentang apa yang aku alami sekarang sehingga hanya pantai ini yang selalu menjadi teman setiaku saat aku ingin berkeluh.